Profil Desa Rowobayem

Ketahui informasi secara rinci Desa Rowobayem mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Rowobayem

Tentang Kami

Menyusuri profil Desa Rowobayem, Kecamatan Kemiri, Purworejo. Mengungkap jejak sejarah Pangeran Benowo, potensi lumbung padi utama, dan kehidupan masyarakat agraris yang dinamis. Sebuah kawasan historis dengan masa depan pertanian yang cerah dan menjanjik

  • Warisan Sejarah Kerajaan Mataram

    Nama Rowobayem berakar dari legenda bersejarah yang terkait dengan Pangeran Benowo dari Kerajaan Mataram, memberikan desa ini identitas historis yang kuat dan unik.

  • Lumbung Padi Unggulan

    Berkat transformasi lahan rawa menjadi sawah yang subur dan sistem irigasi yang terkelola baik, Desa Rowobayem merupakan salah satu sentra produksi padi utama di Kecamatan Kemiri.

  • Komunitas Agraris yang Solid

    Kehidupan sosial masyarakatnya sangat erat dengan budaya agraris, ditandai dengan kuatnya peran kelompok tani dan semangat gotong royong dalam pengelolaan sumber daya air.

XM Broker

Desa Rowobayem, sebuah kawasan subur di Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, bukan sekadar wilayah administratif biasa. Namanya menyimpan jejak sejarah panjang yang berkelindan dengan legenda Kerajaan Mataram, menjadikannya sebuah desa dengan narasi yang kaya dan mendalam. Berhasil bertransformasi dari sebuah rawa legendaris menjadi hamparan lumbung padi yang produktif, Rowobayem kini berdiri sebagai simbol ketangguhan alam dan kegigihan masyarakat dalam membangun peradaban agraris yang maju dan berkelanjutan.

Legenda dan Sejarah di Balik Nama Rowobayem

Keunikan Desa Rowobayem tidak bisa dilepaskan dari asal-usul namanya yang melegenda. Menurut cerita tutur yang diwariskan dari generasi ke generasi, nama "Rowobayem" berasal dari dua kata, yakni Rowo (rawa atau paya) dan Bayem (sayuran bayam). Konon, pada abad ke-16, wilayah ini merupakan sebuah rawa yang luas dan sulit dilalui.Legenda setempat mengaitkan tempat ini dengan Pangeran Benowo, putra Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) dari Kerajaan Pajang, yang juga merupakan tokoh penting dalam transisi kekuasaan ke Kerajaan Mataram. Dalam perjalanannya, rombongan Pangeran Benowo disebut pernah singgah atau melintasi rawa ini. Rawa tersebut ditumbuhi oleh tanaman air yang daunnya menyerupai daun bayam dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga disebut sebagai Rowo Bayem. Peristiwa historis-legendaris inilah yang dipercaya menjadi cikal bakal penamaan desa hingga saat ini. Jejak sejarah ini memberikan kebanggaan dan identitas kultural yang kuat bagi seluruh masyarakat Desa Rowobayem.

Geografi dan Transformasi Lahan

Secara geografis, Desa Rowobayem merupakan sebuah dataran rendah yang subur. Lanskapnya didominasi oleh hamparan sawah yang terbentang luas, sebuah bukti nyata dari transformasi lahan rawa menjadi area pertanian produktif selama berabad-abad. Sistem tata kelola air dan irigasi yang baik menjadi kunci utama keberhasilan transformasi ini, mengubah tantangan alam menjadi sebuah potensi agraris yang luar biasa.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Rowobayem memiliki luas wilayah sekitar 2,10 km². Luas ini menempatkannya sebagai salah satu desa yang cukup luas di Kecamatan Kemiri. Batas-batas wilayah administratifnya meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Gedong

  • Berbatasan dengan Desa Kerep

  • Berbatasan dengan Desa Samping

  • Berbatasan dengan Desa Rejosari

Dari sisi demografi, jumlah penduduk Desa Rowobayem tercatat sebanyak 3.512 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.672 jiwa per km². Angka ini mencerminkan karakteristik permukiman agraris yang tidak terlalu padat, dengan ruang yang cukup untuk lahan pertanian dan aktivitas penduduk lainnya.

Rowobayem sebagai Lumbung Padi Kecamatan Kemiri

Perekonomian Desa Rowobayem berdenyut selaras dengan ritme pertanian. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu lumbung padi utama di Kecamatan Kemiri. Kualitas tanah aluvial yang subur, sisa dari ekosistem rawa di masa lalu, ditambah dengan ketersediaan air yang melimpah, menciptakan kondisi ideal untuk budidaya padi sawah. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, menggarap lahan milik pribadi maupun sewaan dengan tekun.Sistem irigasi yang terorganisir, yang sebagian airnya dialirkan dari sungai-sungai di sekitarnya, memungkinkan para petani untuk melakukan dua hingga tiga kali masa tanam dalam setahun. Kelompok-kelompok tani (Poktan) memegang peranan vital dalam ekosistem pertanian di sini. Mereka menjadi wadah bagi para petani untuk berbagi informasi, mengelola jadwal tanam, mendistribusikan pupuk bersubsidi dan mengatasi serangan hama secara kolektif.Selain padi, para petani juga menanam palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau pada musim-musim tertentu untuk diversifikasi tanaman dan menjaga kesuburan tanah. Belakangan ini, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, beberapa warga juga mulai melirik potensi budidaya ikan air tawar di kolam-kolam buatan sebagai sumber pendapatan tambahan yang menjanjikan.

Pemerintahan Desa dan Dinamika Sosial Masyarakat

Struktur pemerintahan Desa Rowobayem berjalan dengan efektif di bawah koordinasi Kepala Desa dan jajaran perangkatnya. Balai Desa menjadi pusat kegiatan administratif, perencanaan pembangunan, dan forum musyawarah untuk menyerap aspirasi warga. Transparansi dan partisipasi publik menjadi landasan dalam setiap pengambilan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan alokasi dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan program pemberdayaan.Kehidupan sosial masyarakat Rowobayem sangat lekat dengan budaya agraris yang komunal. Semangat gotong royong masih terpelihara dengan baik, terutama dalam kegiatan yang menyangkut kepentingan bersama seperti perbaikan saluran irigasi, pembersihan lingkungan, dan persiapan acara-acara desa.Kepala Desa Rowobayem dalam sebuah kesempatan menyampaikan visinya. "Tugas kita ialah merawat warisan sejarah leluhur sambil memastikan kesejahteraan generasi sekarang. Kami fokus pada modernisasi pertanian melalui pengelolaan irigasi yang lebih efisien, pemberdayaan kelompok tani, dan membuka akses pasar yang lebih baik bagi hasil panen petani. Sejarah Rowobayem menjadi semangat bagi kami untuk terus bekerja keras," ujarnya. Pernyataan ini menegaskan komitmen untuk menyelaraskan nilai historis dengan tujuan pembangunan yang progresif.

Sarana dan Prasarana Penunjang

Pembangunan infrastruktur dasar di Desa Rowobayem terus digalakkan untuk menunjang kualitas hidup dan aktivitas ekonomi warga. Akses jalan desa, yang menghubungkan antar dusun dan menuju jalan raya kecamatan, sebagian besar sudah dalam kondisi baik dan dapat dilalui kendaraan roda empat. Jaringan listrik telah tersebar merata ke seluruh rumah, sementara ketersediaan sinyal telekomunikasi juga memadai untuk mendukung komunikasi modern.Di sektor pendidikan, terdapat fasilitas Sekolah Dasar (SD) Negeri yang menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak usia sekolah. Untuk layanan kesehatan primer, Posyandu aktif memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara berkala. Keberadaan sarana-sarana ini memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik.

Visi Masa Depan: Modernisasi Pertanian Berbasis Sejarah

Menatap masa depan, Desa Rowobayem memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh. Visi utamanya ialah mewujudkan modernisasi pertanian yang tidak meninggalkan akar sejarahnya. Peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui penerapan teknologi pertanian tepat guna, penggunaan bibit unggul, dan metode pemupukan yang berimbang.Selain itu, potensi agrowisata berbasis sejarah sangat layak untuk dieksplorasi. Dengan mengemas narasi legenda Pangeran Benowo dan transformasi rawa menjadi lumbung padi, Desa Rowobayem dapat menciptakan paket wisata edukatif yang unik. Pengunjung dapat diajak menyusuri persawahan, belajar tentang sistem pertanian lokal, dan mendengarkan cerita sejarah yang memikat.Dengan modal sejarah yang kuat, sumber daya alam yang melimpah, dan komunitas yang solid, Desa Rowobayem memiliki semua prasyarat untuk melompat lebih tinggi. Harmonisasi antara pelestarian warisan budaya dan inovasi di sektor pertanian akan menjadi kunci untuk mengantarkan Desa Rowobayem menuju masa depan yang sejahtera dan berdaya saing.